teringat masa itu. tempat menghafal di aras atas masjid melor. masa menghafal adalah lepas subuh, petang lepas balik sekolah dan malam lepas maghrib. masa menghafal tempat itu menjadi bising. saya penah cakap yang bunyinya macam lebah. lebah yang banyak. lepas subuh biasanya kita akan perdengarkan hafalan yang baru. manakala waktu petang kita memperdengarkan yang telah di hafal. masa tu 24jam saya untuk agama. tiada masa untuk lepak. tiada masa untuk tengok tv.masa itu juga saya ada habit baru. seronok mendengar bacaan quran yang sedap. seronok. sebab itu saya suka bila datangnya ramadan. bukan kerana saya akan jadi imam tapi saya akan jadi makmum. nikmat yg sangat kalau imam itu membaca dengan sedap. sedap bagaimana itu taste masing-masing. saya sanggup sembahyang 20 rakaat sepanjang ramadan. sanggup juga travel jauh untuk itu.
tapi sayangnya madrasah itu hanya bertahan 1 tahun kerana ada masalah penempatan. sayang lagi saya tak dapat menghabiskan hafalan saya. saya pernah cuba tapi tak berjaya. istiqamah itu susah dengan jadual waktu yang singkat. tambah pula ingatan saya yang tak seberapa mana. tambah lagi hafalan yang lepas yang tidak kuat. benarlah nabi bersabda' al quran itu ibarat unta liar' jaganya memang susah. sebab itu saya tak sambung dan habiskan.
sepanjang hidup saya, saya tak dengkikan sesiapa. melainkan para hafiz al quran yang mantap ingatannya. kawan saya yang paling rapat adalah tantawi. saya akui hebatnya dia. dari sekolah lagi di akui. shot je mana-mana tempat dapat dia sambung. ingin saya punya ingatan sepertinya. tapi apakan daya bukan bawah kekuasaan saya. saya pernah mencuba tapi tak boleh. saya cuma berdoa apa yang saya hafal sekarang di jaga itu pun sudah cukup. dengki saya semakin membuak bila membaca hadis keutamaan menghafal alquran ini. ya Allah Kau sajalah yang maha mengetahui.
- Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal .Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”" (HR. Muslim)
- Nabi Saw memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i).
- Nikmat mampu menghafal Al Qur’an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu, “Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Quran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan padanya.” (HR. Hakim)
- Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (Penghargaan khusus dari Nabi Saw). Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur’an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al
- Qur’an. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Adalah Nabi mengumpulkan diantara orang syuhada uhud, kemudian beliau bersabda, :Manakah diantara keduanya yang lebih banyak hafal Al Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliu mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari)
- Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi. “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)
- Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)
- “Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur’an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun alaih)
- Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi)
- Kepada hafizh Al Qur’an, Rasul SAW menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda, “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim)
- “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. At Turmudzi).
- Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an, “Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur’an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ‘Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat’” (HR. Bukhari)
masa usrah pernah saya mengatakan bahawa ada fadhail mengatakan bahawa membaca itu lebih afdhal. benar saya pernah jumpa. kerana saya bimbang dengan mereka yang menghafal tapi salah bacaannya. tanpa ustaz yang mendengarnya. kalau membaca pun masih was2 kesahihannya bagaimana hendak menghafalnya. bagi hemat saya, bagi mereka belajar membaca dengan betul lebih menjadi keutamaan. maaf andai tersilap..
wallahu'alam
5 comments:
Salam..
Syukran mije..
=)
wslm.. knape?
Berguna dan brmanfaat untk sy..
=)
apa yg lebih mengembirakan bila dpt memberi di saat memerlukan. sme2 kita cari redha Allah. masa bukan penentu tp amalan yg lebih utama.
Post a Comment